www.amarmadiun.blogspot.com |
Ingat: Kreatif identik dengan orang-orang kanan, orang Sukses,
orang kaya, dan lebih mengarah ke Positive Thinking.
So, jangan biarkan anak kita jauh dari kreativitas.
Dalam mendidik anak kita sehari-hari, sebaiknya “jangan”:
1. Terlalu Mendikte atau
Melarang
Terlalu banyak mendikte
atau melarang ternyata tidak baik untuk perkembangan sang anak. Hal ini bisa
membuat seorang anak tidak punya inisiatif. Anak yang tidak punya inisiatif,
bisa juga berdampak pada lemahnya kreatifitas sang anak. Padahal kreatifitas
sangatlah penting bagi masa depan sang anak di masa yang akan datang. Anak yang
terlalu banyak didikte dan dilarang bisa menjadikan anak lebih tertutup dan
susah bergaul. Dalam hal ini, sebagai orang tua, kita harus lebih banyak
membimbing pada saat anak-anak melakukan hal-hal yang baru, dan menasihati
mereka bila melakukan kesalahan. Seorang anak juga harus belajar dari
kesalahan, agar mereka tahu sebab dan akibat dari apa yang mereka lakukan. Dan
hal yang paling pokok dalam memberikan kebebasan kepada sang anak adalah supaya
mereka bisa belajar bertanggungjawab, terutama terhadap apa yang telah mereka
kerjakan.
2. Terlalu Membatasi ide
dan opini
Setiap anak pasti memiliki
ide-ide saat sebelum mereka melakukan sesuatu. Misalnya, pada saat mereka
bermain sebuah permaian puzzle. Mereka mungkin akan menyusun puzzle hingga
membentuk sebuah gedung yang sangat tinggi. Bila melihat hal ini, maka yang
terbaik yang bisa anda lakukan adalah menasihati dengan mengatakan,”Nak… Kalau
kamu menyusun puzzle sampai setinggi itu, bisa jatuh. Kalau jatuh, nanti
puzzlenya bisa cepet rusak. Kalau rusak, Papa nggak akan beliin yang baru lagi
lho ya… Lalu kalau menjatuhi kepala adikmu kan kasihan… . “. Biarkan anak
mengerti segala konsekuensinya saja, tanpa kita harus melarangnya. Dan kalau
buah hati anda tetap keras kepala, biarkan saja. Biarkan anak belajar dari apa
yang telah mereka lakukan. Hal ini akan lebih bermanfaat, daripada anda
membatasi dengan segala larangan-larangan yang tidak berdasar. Dalam hal ini,
tentu kita juga harus lebih cerdas untuk mengerti seberapa batas “kesabaran”
yang kita berikan bagi berikan kepada buah hati kita. Bila buah hati kita sudah
melakukan hal-hal yang berbahaya, tentu penanganannya sudah berbeda pula.
Misalnya, pada saat buah hati kita bermain dengan colokan listrik yang
terhubung dengan kabel beraliran listrik. Mungkin anda harus bertindak cepat
supaya buah hati anda tidak kesetrum. Hal terpenting yang ditekankan di sini
adalah tidak “terlalu” membatasi ide dan pendapat anak, sehingga tidak mematikan
ide-ide kreatif mereka yang sedang berkembang dan jangan sampai buah hati kita
memandang kita sebagai seorang “mandor” yang sedikit-sedikit marah dan
melarangnya melakukan sesuatu yang baru.
3. Mengejek dan Mencela
Buah hati kita adalah
pribadi yang sedang berkembang dan masih banyak membutuhkan waktu untuk
belajar. Dalam hal ini, tentu apa yang mereka lakukan dan mereka buat, tidak
sebaik dengan apa yang kita lakukan dan apa yang kita buat. Misalnya, pada saat
buah hati kita sedang melukis seekor burung. Mungkin burung tersebut lebih
mirip seekor cacing. Janganlah mengejek hasil karya buah hati kita tersebut,
dengan kata-kata yang menyakitkan, karena bisa berdampak buruk bagi semangatnya
untuk mau berkreasi. Akibat yang lain lagi adalah tumbuhnya sikap pemalu dan
minder. Maka lebih banyaklah memberikan pujian. Dan bila anda merasa hasil
karya buah hati kita belum baik, kita harus terus memberikan motivasi. Akan
lebih baik lagi bila anda mau membimbing dan mengajar sang buah hati, agar bisa
berkarya lebih baik lagi.
4. Menakut-nakuti Anak
Meskipun kita sendiri
takut terhadap sesuatu jangan sampai kita menunjukkan rasa takut yang
berlebihan. Misalnya pada saat kita melihat kecoa (dan kita sangat gelid an
takut bila melihat kecoa), yang terbaik anda lakukan pertama kali adalah
mencoba menghindarinya saja tanpa membiarkan anak takut. Jangan sampai kita
menunjukkan reaksi yang berlebihan dengan berteriak, dan membunuh kecoa
tersebut. Dan bila buah hati kita sudah terlanjur tahu keberadaan kecoak
tersebut, cukuplah anda berkata,”Say… Ada kecoak tuh. Kecoak itu binatang yang
jorok, hidupnya di comberan. Yuk kita masuk ke kamar saja.”. Dan berusahalah
melakukan dengan tenang, tanpa membuat anak juga merasa ketakutan.
5. Membenci Anak
Meskipun
buah hati kita sering melakukan kesalahan dan sering membuat kita jengkel,
namun tetaplah menjadi orang tua yang sabar. Jangan sampai didikan yang kita
lakukan dilandasi dengan kebencian. Melainkan tetap berpikir bahwa apa pun yang
kita lakukan adalah demi kebaikan buah hati kita, dan karena kita begitu
menyayanginya. Sebagai orang tua, dan tentu saja sebagai orang yang jauh lebih
dewasa, kita tentu wajib untuk bisa mengontrol emosi kita. Buah hati kita,
adalah pribadi yang masih sangat sensitif, sehingga bila kita sudah mulai
melakukan hal-hal yang “diluar batas”, bisa jadi luka-luka itu terbawa hingga
buah hati anda beranjak dewasa, dan membawa sifat bawaan yang anda “teladankan”
kepada buah hati anda. Nasihatilah buah hati anda dengan cinta, dan bila anda
harus marah, marahlah dengan cinta. Sehingga buah hati kita tidak akan
merasakan kemarahan kita sebagai sebagai hukuman, melainkan sebagai wujud
ungkapan cinta kita kepada buah hati kita, karena kita ingin buah hati kita
tumbuh menjadi manusia yang lebih baik. Sehingga bila buah hati kita berubah
bukan karena rasa takut kepada kita, melainkan sebuah perasaan cinta pula dan
karena buah hati kita tidak ingin membuat kita kecewa dan bersedih
@
Tagged @ agar
Tagged @ agar anak kreatif
Tagged @ anak
Tagged @ cara agar anak reatif
Tagged @ kreatif
Tagged @ Tips
0 comments:
Post a Comment